Headlines News :
Home » , , » Puisi-puisi [Alfikry Ilmi]

Puisi-puisi [Alfikry Ilmi]

Written By sastra on Thursday, August 30, 2012 | 1:27:00 PM

Pada Tanah Kelahiran

pada suatu waktu yang entah
aku akan pergi menghapus segala jejak kaki di tubuhmu
ijinkan aku menempuh ribuan kilo jauh dari pandangmu
ijinkan aku menjadi lelaki
ijinkan aku tepati janji
ijinkan mencoba peruntungan dari beberapa kemungkinan
dan ijinkan aku mengingatmu dalam kenang
karena kelak jika sudah sampai waktu
aku akan kembali lagi ke pelukanmu
membawa nyala api atau ditikam sepi berkali-kali

Padang, 6 Mei 2011


Nostalgia Ramadhan

Tidurlah.
Besok sehabis Shubuh
kita bakar petasan
di samping orang pacaran

Pariaman, 1 Agustus 2011


Aku Ingin Tua Bersamamu
: Rahma Welly

Aku ingin tua bersamamu
menghabiskan waktu dalam rentang umur yang beruban

Berpetak umpet di keriput kulitmu
Bernostalgia ciuman pertama di bibirmu yang sudah kemarau
Berkaca pada matamu yang masih menyimpan masa lalu.

Aku ingin tua bersamamu
Menikmati early reggae atau soul di beranda
sambil memandangi kepulangan burung-burung dalam formasi menuju sarang
atau menikmati sunset,
sunset yang selalu membuatmu kagum atau gemetar.
Karena kau pikir masa depan tak pernah datang.

Aku ingin tua bersamamu
berdua kita tertawai masa sekarang.
Dan saat itu barangkali kita sudah pikun
tak terlalu ingat kapan pertama kali pandang kita bertemu.

Aku ingin tua bersamamu
masihkah kau ingin main ayunan di jenggotku?

Padang, 1 Juli 2011


Permintaan

nyamuk tidurlah
masih ada malam lain
bagimu mencoba peruntungan
menghisap darah

malam ini jangan
aku sudah terlalu lelah
dihisap
seharian

Padang, 22 Juni 2011


Jadi Cleopatra Semalam

Malam ini bulan ketakutan
bersembunyi di balik bangunan hotel bintang lima.
Kita di dalamnya
menikmati semangkuk kencan
setelah seribu panah rayuan kau lepaskan ke dadaku
usai makan malam.

Cleopatra-lah aku seketika
pasca mahkota janji-janji surga
kau letakkan di atas kepala.

Bangga atau mungkin juga tak sengaja
kau sempat bisikan
bahwa kita bisa berpesta berkat hasil penggelapan dana.
Tak ada yang merasa kehilangan
sebab fakta seketika dialihkan isu yang lebih menarik untuk disimak.
Melebihi candu sinetron rumah tangga dengan cerita membosankan penuh peran antagonis.

Kita pun lalu sama-sama tertawa
atas kemenangan.
Atas kepecundangan.
Serupa aku yang menertawai nasib sendiri
karena nikmat materi berlimpah begini
belum tentu kutemukan esok hari.

Jadi, kucumbui saja kemewahan ini sampai pagi
sampai gelas tak mau lagi dituangi vodka
sampai tubuh tak sanggup lagi dipacu
dan napas kita yang memburu
sama-sama membisu berhimpitan.

Bulan gigil yang ketakuan semalam sudah digusur garangnya matahari.
Kita berpisah di depan sebuah gang
setelah perempatan.
Barangkali kau langsung menuju pelukan anak istri yang setia menanti
kepulanganmu dari rapat luar kota.
Dan aku juga kembali pada kenyataan kontrakan 4x4 meter
dengan beberapa lembar uang ratusan
untuk menghapus semua bekas ciuman dan biaya perawatan badan.

Padang, 12 Januari 2011

Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Media Seni dan Sastra Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger