Headlines News :
Home » , , , » Khadijah : The Greatest Story of The First-Lady of Islam [Puan Audrey]

Khadijah : The Greatest Story of The First-Lady of Islam [Puan Audrey]

Written By sastra on Thursday, August 30, 2012 | 12:13:00 PM

Yap, buku sekitar 200 halaman itu selesai aku baca dalam 3 hari (sebenernya klo dibaca full-time cuma bakalan ngabisin waktu beberapa jam saja..hehehe). Khadijah, The Greatest Story of The First-Lady of Islam – judul buku bersampul kuning itu. Berhubung aku lupa nama pengarangnya jadi aku cantumin ajah nama penerbitnya yah,,hehehe, ‘Hikmah’ nama penerbitnya gan.

Sebenernya ada beberapa pilihan buku-buku yang menarik di perpustakaan om ku itu, tapi entah mengapa aku ngambil buku ini dan ternyata emang pilihan yang tepat banget karena ada beberapa teladan yang patut kita ketahui dan laksanakan terutama untuk kaum hawa.

Well, mungkin hampir semua umat muslim mengetahui siapa itu Khadijah. That’s rite, beliau adalah istri pertama nabi Muhammad SAW. Tidak hanya posisi Khadijah sebagai istri pertama nabi yang harus kita ketahui, karena selain itu ada banyak teladan yang nabi sendiri pun akui melekat pada diri ‘ibu kaum muslim’ ini. Apa yang aku tulis disini hanya sekedar sintesis dari apa yang aku dapatkan dari bacaan itu dan keinginan yang besar untuk berbagi ke kamu..kamu..dan kamu. Oke, guys cekidot!!!

1. Faktanya, Khadijah adalah seorang istimewa yang dermawan tidak hanya setelah beliau memeluk Islam namun beliau seakan-akan terlahir dengan ‘tangan suci’ yang suka memberi. Beliau adalah wanita terkaya Mekah pada zamannya, yang dalam kurun waktu 3 tahun saja semua kekayaan beliau ludes!! Tau kemana hilangnya semua harta bendanya??? Khadijah menggunakannya untuk membeli air dan keperluan hidup kaum muslim yang pada saat itu dikucilkan oleh masyarakat kota Mekah. Bayangkan kekayaan turun-temurun yang kata orang sekarang ‘ngga bakalan abis ampe tujuh turunan’, lenyap hanya dalam 3 tahun masa pemboikotan terhadap Islam.

2. Beliau adalah seorang wanita sempurna yang kesempurnaannya pun diakui oleh nabi sendiri bahkan setelah beliau wafat. Nabi menempatkan Khadijah sebagai 4 wanita sempurna bersama dengan istri Fir’aun, ibu nabi Isa dan putrinya sendiri, Fatimah. Bahkan setelah memiliki 9 istri pasca wafatnya Khadijah, nabi berkata bahwa Khadijah adalah istrinya yang paling sempurna yang pernah diberikan Allah kepadanya, karena ia ada pada saat nabi justru dalam kesulitan besar dan tak sedikit pun ia pernah mengeluh.

3. Beliau itu teladan bagi para wanita islam, tidak hanya bagi para ibu-ibu tua yang sudah punya anak, atau ibu-ibu muda yang baru akan punya anak, tapi juga untuk para gadis-gadis yang bakalan punya suami dan anak.

Nah, kalo boleh dipilih-pilih menurut aku poin yang ketiga ini yang paling penting banget dech. Karena selama ini kita heboh dalam mengedepankan hak azazi perempuan yang mati-matian diperjuangkan oleh kaum yang ngaku-ngaku beraliran feminis. Namun, jika kita melihat kisah hidup Khadijah dalam buku ini, serasa runtuh semua mercusuar perjuangan kaum feminis. Apa yang aku pahami dari kisah ini adalah Khadijah mendapatkan apa yang kaum feminis perjuangkan mati-matian pada masa sekarang, padahal pada masa hidupnya patriaki berdiri kokoh tak tergoyahkan. Lalu bagaimana Khadijah mendapatkan semua hal tersebut? Semua hal yang kaum feminis kumandangkan sebagai penghormatan terhadap kaum perempuan. Padahal tidak ada perjuangan frontal yang dilakukan oleh Khadijah untuk mendapatkannya. Ia hanya bersikap selayaknya perempuan biasa. Apa yang ia lakukan hanyalah melayani suaminya dengan benar dan melakukan pekerjaan seorang ibu. Tidak ada aksi turun ke jalan dengan membawa poster, tidak juga melancarkan aksi mogok atau pembeberan hak-hak perempuan melalui media massa. Hanya dengan melaksanakan tugasnya yang biasa, layaknya seoarang istri dan ibu. Hanya itu!! Sebagai seorang istri ia melayani, mendukung dan menyayangi suami sementara itu sebagai ibu ia merawat dan memelihara anaknya. Sekali lagi hanya itu yang ia lakukan. Tapi lihat apa yang ia dapatkan, pengakuan terhadap dirinya diberikan sepanjang masa dan orang-orang tak kunjung henti mengagumi apa yang ia lakukan. Khadijah berada di puncak teratas sebagai seorang perempuan diantara orang-orang yang terkekang kuat oleh sistem patriaki.

Coba bandingkan dengan kondisi pada zaman sekarang. Kaum feminis tak henti-hentinya berbuat sesuatu dianggapnya luar biasa untuk mendobrak paham patriaki dan lupa bahwa seharusnya tembok patriaki itu dapat ditaklukkan dengan cara ‘biasa’ seorang wanita dalam bersikap. Para perempuan mungkin juga sudah lupa bahwa sehebat apapun dia di lingkungannya ia seharusnya tidak lupa bahwa pekerjaan remeh sebagai ibu rumah tangga seharusnya menjadi prioritasnya dalam berkarir. Karena dengan itulah ia mendapatkan penghargaan tertinggi, seperti halnya yang Khadijah lakukan. Tindakan kaum-kaum feminis mungkin tidak sepenuhnya salah, karena mereka belum benar-benar tahu bahwa derajat perempuan berada saat ia mampu memakmurkan rumah tangga dan lingkungannya. 

Well ladies, don’t you think Khadijah life’s story is strongly recommended for you???


Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Media Seni dan Sastra Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger