Yap, buku
sekitar 200 halaman itu selesai aku baca dalam 3 hari (sebenernya klo dibaca
full-time cuma bakalan ngabisin waktu beberapa jam saja..hehehe). Khadijah, The Greatest Story of The First-Lady of Islam – judul buku bersampul kuning itu. Berhubung aku lupa nama
pengarangnya jadi aku cantumin ajah nama penerbitnya yah,,hehehe, ‘Hikmah’ nama
penerbitnya gan.
Sebenernya ada beberapa pilihan buku-buku yang
menarik di perpustakaan om ku itu, tapi entah mengapa aku ngambil buku ini dan
ternyata emang pilihan yang tepat banget karena ada beberapa teladan yang patut
kita ketahui dan laksanakan terutama untuk kaum hawa.
Well, mungkin hampir semua umat muslim mengetahui
siapa itu Khadijah. That’s rite, beliau adalah istri pertama nabi Muhammad SAW. Tidak hanya
posisi Khadijah sebagai istri pertama nabi yang harus kita ketahui, karena
selain itu ada banyak teladan yang nabi sendiri pun akui melekat pada diri ‘ibu
kaum muslim’ ini. Apa yang aku tulis disini hanya sekedar sintesis dari apa yang
aku dapatkan dari bacaan itu dan keinginan yang besar untuk berbagi ke
kamu..kamu..dan kamu. Oke, guys cekidot!!!
1. Faktanya, Khadijah adalah seorang istimewa yang dermawan tidak hanya
setelah beliau memeluk Islam namun beliau seakan-akan terlahir dengan ‘tangan
suci’ yang suka memberi. Beliau adalah wanita terkaya Mekah pada zamannya, yang
dalam kurun waktu 3 tahun saja semua kekayaan beliau ludes!! Tau kemana
hilangnya semua harta bendanya??? Khadijah menggunakannya untuk membeli air dan
keperluan hidup kaum muslim yang pada saat itu dikucilkan oleh masyarakat kota
Mekah. Bayangkan kekayaan turun-temurun yang kata orang sekarang ‘ngga bakalan
abis ampe tujuh turunan’, lenyap hanya dalam 3 tahun masa pemboikotan terhadap
Islam.
2. Beliau adalah seorang wanita sempurna yang kesempurnaannya pun diakui oleh
nabi sendiri bahkan setelah beliau wafat. Nabi menempatkan Khadijah sebagai 4
wanita sempurna bersama dengan istri Fir’aun, ibu nabi Isa dan putrinya
sendiri, Fatimah. Bahkan setelah memiliki 9 istri pasca wafatnya Khadijah, nabi
berkata bahwa Khadijah adalah istrinya yang paling sempurna yang pernah
diberikan Allah kepadanya, karena ia ada pada saat nabi justru dalam kesulitan
besar dan tak sedikit pun ia pernah mengeluh.
3. Beliau itu teladan bagi para wanita islam, tidak hanya bagi para ibu-ibu
tua yang sudah punya anak, atau ibu-ibu muda yang baru akan punya anak, tapi
juga untuk para gadis-gadis yang bakalan punya suami dan anak.
Nah, kalo boleh dipilih-pilih menurut aku poin yang ketiga ini yang paling
penting banget dech. Karena selama ini kita heboh dalam mengedepankan hak azazi
perempuan yang mati-matian diperjuangkan oleh kaum yang ngaku-ngaku beraliran
feminis. Namun, jika kita melihat kisah hidup Khadijah dalam buku ini, serasa
runtuh semua mercusuar perjuangan kaum feminis. Apa yang aku pahami dari kisah
ini adalah Khadijah mendapatkan apa yang kaum feminis perjuangkan mati-matian
pada masa sekarang, padahal pada masa hidupnya patriaki berdiri kokoh tak
tergoyahkan. Lalu bagaimana Khadijah mendapatkan semua hal tersebut? Semua hal
yang kaum feminis kumandangkan sebagai penghormatan terhadap kaum perempuan.
Padahal tidak ada perjuangan frontal yang
dilakukan oleh Khadijah untuk mendapatkannya. Ia hanya bersikap selayaknya
perempuan biasa. Apa yang ia lakukan hanyalah melayani suaminya dengan benar
dan melakukan pekerjaan seorang ibu. Tidak ada aksi turun ke jalan dengan
membawa poster, tidak juga melancarkan aksi mogok atau pembeberan hak-hak
perempuan melalui media massa. Hanya dengan melaksanakan tugasnya yang biasa, layaknya seoarang istri dan ibu.
Hanya itu!! Sebagai seorang istri ia melayani, mendukung dan menyayangi suami
sementara itu sebagai ibu ia merawat dan memelihara anaknya. Sekali lagi hanya
itu yang ia lakukan. Tapi lihat apa yang ia dapatkan, pengakuan terhadap
dirinya diberikan sepanjang masa dan orang-orang tak kunjung henti mengagumi
apa yang ia lakukan. Khadijah berada di puncak teratas sebagai seorang
perempuan diantara orang-orang yang terkekang kuat oleh sistem patriaki.
Coba bandingkan dengan kondisi pada zaman
sekarang. Kaum feminis tak henti-hentinya berbuat sesuatu dianggapnya luar
biasa untuk mendobrak paham patriaki dan lupa bahwa seharusnya tembok patriaki
itu dapat ditaklukkan dengan cara ‘biasa’ seorang wanita dalam bersikap. Para
perempuan mungkin juga sudah lupa bahwa sehebat apapun dia di lingkungannya ia
seharusnya tidak lupa bahwa pekerjaan remeh sebagai ibu rumah tangga seharusnya
menjadi prioritasnya dalam berkarir. Karena dengan itulah ia mendapatkan penghargaan
tertinggi, seperti halnya yang Khadijah lakukan. Tindakan kaum-kaum feminis
mungkin tidak sepenuhnya salah, karena mereka belum benar-benar tahu bahwa
derajat perempuan berada saat ia mampu memakmurkan rumah tangga dan lingkungannya.
Well ladies, don’t you think
Khadijah life’s story is strongly recommended for you???
Post a Comment