jika harus kupelajari cara-cara membunuh
setiap ejaan peristiwa yang lancang kubuat denganmu
maka aku menemu cara paling sederhana
yaitu menumbuhkan kebencian dan segala yang memuakkan tentangmu, sayang
setelahnya, mungkin akan kuhapuskan ingatan atau kukosongkan pikiran
mungkin saja sebagai pion kecil
telah lena kutangkap pelbagai isyarat dari tanda-tanda bahaya.
jika akhirnya aku terpedaya dan tak pandai menyembunyikan lelakon
paling tidak aku telah pandai mengutukmu
dari setiap sudut lipatan pikiran ketika setiap ingatan tentangmu muncul
keterlarangan ini hanya soal,
bagaimana menjadi berani dalam ketakutan yang mengada-ada,
bagaimana kewarasan hilang tanpa tahu cara mengembalikannya
terlanjur terlarungnya harga diri dan robeknya segala norma
saat realita terabaikan dan kehormatan menjadi tak berguna
bahkan mengalami angan-angan yang paling kelam dan nista untukmu
pada akhirnya
aku tak harus memilih
menjadi siapapun atau apapun padamu
sebab bukan aku yang akan kita hancurkan, melainkan engkau setan dan segala ilusi tentangmu!
Jum'at 07012011
Ada Yang Bersyukur
Ada yang bersyukur, dalam sederhana
Meski hadirnya tak hanya sederhana
Seperti tetes embun tiap pagi menyentuhi dedaunan
Atau hewanhewan kecil hidup dari sampah, beranakpinak di tanah
Lalu dengan cara tak mereka ketahui,tanah menjadi gembur
Bebijian tumbuh, kelak menjadi pohon kokoh dan berbuah,
Ada yang bersyukur
Burungburung asyik bercengkrama di atas pohon
Sekejap kemudian terbang demi mendengar tembakan berbunyi
Lalu merelakan pasangannya mati untuk lauk malam nanti,
Ada yang bersyukur
Di sungai kotor anakanak berenang dan tertawa tak peduli,
Para petani tiap subuh ke sawah dan puas, meski beras hanya cukup dimakan sendiri,
Ibuibu selalu menggendong anaknya ke pasar berjualan kacang,
Para buruh pulang larut demi uang lembur untuk beli sepatu anaknya,
Para alim terpekur sembahyang tiap malam dengan perut keroncongan,
Para mahasiswa berpuasa sebab uang dipakai berobat emak,
Para guru berpeluh mengayuh sepeda ketika mengajar di pedalaman,
Mereka yang sederhana, mereka yang bersyukur
Mereka yang bersyukur, mereka yang membuat sekelilingnya bersyukur
Mereka yang sederhana, hadirnya kencana
Lalu Tuhan tersenyum, bumi berputar,nafas mengalir,
Ada yang bersyukur
Malang, 11 sept 2012
Jalan Terakhir
baik, aku menyerah
pada takdir yang menggariskan merah
pada darah
sudah, aku terima
pada susunan ayat yang mengalamatkan dosa pada neraka
dan menyanjung pahala dengan surga
segala yang tak kasatmata
masa depan yang tak terduga
atau masa lalu yang tak terlupa
kutitip pada yang Esa
baik, aku mengerti
sebab mimpi-mimpi bukan kurawat dengan ilusi
atau fantasi mustahil yang menjerat diri
kesadaran akan realita
lebih melahirkannya, nyata
selamat tinggal angkasa
aku lebih memilih berjalan laksana musafir pengelana
25 okt '10
pada takdir yang menggariskan merah
pada darah
sudah, aku terima
pada susunan ayat yang mengalamatkan dosa pada neraka
dan menyanjung pahala dengan surga
segala yang tak kasatmata
masa depan yang tak terduga
atau masa lalu yang tak terlupa
kutitip pada yang Esa
baik, aku mengerti
sebab mimpi-mimpi bukan kurawat dengan ilusi
atau fantasi mustahil yang menjerat diri
kesadaran akan realita
lebih melahirkannya, nyata
selamat tinggal angkasa
aku lebih memilih berjalan laksana musafir pengelana
25 okt '10
Ayusia S. Kusuma adalah seorang dosen jurusan Hubungan Internasional di Univ. Muhammadiyah Malang. Seorang pecinta seni dan sastra sejak masih dibangku sekolah dasar.
Post a Comment