Headlines News :
Home » , , , » Kondom Bocor Sobek Ujungnya: SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN

Kondom Bocor Sobek Ujungnya: SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN

Written By sastra on Sunday, September 16, 2012 | 11:38:00 AM

Kondom Bocor Sobek Ujungnya "SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN"

Kondom Bocor Sobek Ujungnya merupakan suatu antologi kumpulan puisi dari sepuluh orang yang sangat jauh dari sebutan penyair, karena memang kebanyakan dari mereka bukan orang-orang yang fokus dalam menekuni dunia perpuisian atau kesusastraan, namun mereka adalah orang-orng yang memeiliki keberanian yang besar untuk menulis dan mempubikasikan puisi-puisi mereka ke dalam bentuk buku yang diberi judul Kondom Bocor Sobek Ujungnya. Di mana kemudian buku ini dibagi-bagikan secara gratis baik dalam bentuk buku cetak maupun dalam format PDF yang dapat di download gratis di blog Masyarakat Gerilyawan Kota.

-Pengatar pada Kondom Bocor Sobek Ujungnya:

SENI DAN SASTRA UNTUK PEMBEBASAN

Dipungkiri atau tidak, terlepas dari teori-teori, lepas dari aturan-aturan dan terlepas dari perkembangan zaman dan peradaban, berseni bagi kami pada dasarnya adalah suatu kesenangan dan sekaligus salah satu bentuk  pembebasan atau membebaskan diri dari segala macam tekanan yang datang dari dalam maupun luar, serta adalah media penyampaian dan bahwa seni adalah milik semua orang tanpa terkecuali. Begitu pula dengan bersastra atau menulis suatu karya satra, salah satunya adalah puisi.

Misalnya Wiji Thukul dengan puisi-puisinya yang bahkan  mampu menjadi motivasi serta semangat tersendiri pada aksi-aksi kawan aktivis dan mahasiswa serta semua orang yang bergerak menentang dan meruntuhkan pemerintahan Orde Baru dengan “Hanya ada satu kawan: Lawan!” (Puisi Peringatan), atau WS. Rendra yang kemudian dikenal dengan puisi-puisi pamfletnya. William Shakespeare dengan romantismenya dan  masih banyak lagi penyair-penyair Tanah Air maupun luar dari latar belakang yang berbeda-beda yang berseni merangkai kata untuk menyampaikan sesuatu hal, baik dari dalam diri sendiri mau pun dari luar atau lingkungan sebagai makhluk sosial dengan berbagai tema, kondisi dan situasi.

Mereka adalah segelintir contoh orang-orang yang berhasil membebaskan diri, terutama untuk berseni merangkai kata atau berpuisi dan bahkan berhasil membebaskan orang lain secara
batiniah, seperti mampu memberi semangat, motivasi dan kepuasan ketika menikmati karya-karya mereka.
Lantas apa hanya penyair yang menulis puisi? Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti inilah yang terkadang membelenggu dan membatasi kreatifitas seseorang dalam berkarya, seseorang seringkali terjebak dalam pemikirannya sendiri, sebab bukan penyair maka tidak menulis puisi, sebab bukan pematung maka tidak membuat patung, sebab bukan pelukis maka tidak melukis, dan cenderung membuat batasan-batasan bagi diri sendiri. Selain itu pola pikir yang dididik dan dipengaruhi lingkungan dengan persepsi-persepsi yang terkadang memandang suatu bentuk hasil suatu karya adalah subyektif  yang sebenarnya adalah obyektif.

Dan kembali pada hakekatnya, berseni dan bersastra itu bebas, bebas memaknai dan bebas berkarya. Dari itu semua orang wajib bebas dari batasan-batasan dari dalam mau pun luar diri untuk berseni dan berkarya.
Berangkat dari pemahaman sederhana ini, kami dengan segala kekurangan dan dengan segenap keberanian serta rasa percaya diri yang mungkin sebenarnya terlalu berlebihan dan dengan keyakinan yang umum sebab yang terpenting adalah proses, maka kami memulai, maka kami berkarya, kami bebaskan diri kami, dan bersepakat untuk membukkukan kumpulan puisi-puisi kami yang kami beri judul “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”.

Mengapa “Kondom Bocor Sobek Ujungnya”?

Begini sedikit penjelasannya : Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan bersenggama. Kondom di sini adalah batasan-batasan yang kami sarungkan dan kami ciptakan pada diri sendiri yang sebenarnya justru menghancurkan rencana-rencana kami, seringkali karena sangat elastisnya tanpa kami sadari telah membunuh kreatifitas kami sendiri. Sehingga alat kontrasepsi ini harus dibuka alias tidak disarungkan lagi pada kuasa nafsu kebodohan dan ketololan pada diri kami semua, yang seharusnya bebas bersenggama dengan kreatifitas dalam kehidupan kami secara berkeadilan tentu saja. Atau adalah untuk menerabas batasan-batasan dan tidak membatas-batasi diri sendiri.

Bocor adalah pertama, berlubang sehingga air dan udara dapat keluar atau masuk; atau tiris, kedua tersiar sedikit-sedikit (tentang rahasia dan sebagainya), ketiga, adalah kerap kali buang air; keempat adalah mengeluarkan darah. Dan kami tentu saja memang sengaja membocorkan atau menjadi bocor agar kami tidak sakit perut, sesak nafas dan sakit kepala dalam berkreatifitas dan menyampaikan sesuatu hal. Sehingga kami bebas dan merdeka tanpa adanya pengkotak-kotakan atau apalagi sampai memenjarakan kreasi dan agar kami terus dapat bersirkulasi dan berproses.

Sedangkan Sobek adalah cabik, robek, atau koyak. Dan Ujung yaitu bagian penghabisan, puncak, akhir atau maksud dan tujuan. Yang di sini adalah sebuah harapan atau keinginan agar dengan buku kumpulan puisi ini kami dapat turut membantu menyobek batasan-batasan pada orang lain atau dengan keinginan bisa sedikit memotivasi bahwa untuk melakukan sesuatu, terutama berkreatifitas, semua orang tanpa terkecuali memiliki hak dan kebebasan yang sama, dan itu harga mati. Titik!.

Akhirnya, menjadi penting atau tidak penjelasan ini, semoga bisa dinikmati. Jika berkenan dan berlapang dada silahkan dibaca, dikritik habis-habisan, disimpan dan disebarkan. Jika tidak berkenan, silakan buku antologi puisi ini dikilokan sebagai barang loakan, didaurulang atau setidak-tidaknya diwariskan kepada orang lain yang mungkin penasaran, meskipun akhirnya juga akan bersikap sama, sakit perut, sakit kepala dan barangkali muntah. Maka, mari berkondom bocor sobek ujungnya, berseni dan bersastra untuk pembebasan diri dan berkeadilan sosial!

                                                                                                                       MaGenTa
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Media Seni dan Sastra Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger