Apakah wanita yang terbalut kain
sari itu bercelana dalam ?
Apakah wanita yang berjilbab itu
mempunyai telinga ?
Apakah wanita dengan kaca mata hitam itu buta ?
Apakah aku?
Apakah cinta sebuah hambatan
Untuk mencapai tingkat spiritual yang tinggi
Lepas Bramu
Lepas celana dalammu
Lepas semuanya
Kita susuri tubuh ini dengan sentuhan halus
Dan jilatan-jilatan liar
Sampai terdengar lengguhan-lengguhan
Melengking dalam tempo riuh rendah
Kenikmatan kenikmatan
Ini jujur
Karena,
Keperawanan adalah kebohongan
Dan,
Keperjakaan adalah kesombongan
Aku?
Lagi-lagi keluhan ?
Akh
Cherry House. 12 Okt 2003. 21.37 WIB
Kau 2
Tak kudengar lagi beritanya
Tak kudengar lagi beritanya
Bukan seperti Legian, Timur Tengah atau WTC
Bukan pula seperti ESPN dengan Tiger Wood
Atau MTV dengan Christina Aguileranya
Tapi cuma dirimu
Yang tak kunjung datang
Dengan wajah yang sumringah
Senyum dikulum permen
Manis di dalam
Dan lesung pipit di luar
Cherry House. 05 Nov 03. 21.56 WIB
Untuk Ibu
Semburat kemilau matahari pagi
belum lagi muncul
Cericit burung-burung kecil
belum lagi terdengar
Kokok ayam jantan belum lagi
lantang
Celoteh serangga malam belum
lagi usai
Tapi kau telah terbangun
Kau telah terjaga
Kau telah meninggalkan
peraduanmu yang hangat
Meninggalkan tilam emasmu
Bagaikan dewi kau memelukku
Bagaikan ibu pertiwi kau
melindungiku
Tak cukup tinta untuk
menggoreskan segala kebaikanmu
Tak cukup kertas untuk mencatat
semua yang telah kau berikan
Tak cukup mutiara untuk
membalas semua hutangku padamu
Tetapi aku bukan milikmu
seorang
Aku adalah milik anak bangsa
Aku adalah milik semua umat
manusia
Maafkan
aku Ibu
.
Turi, 0.00, 02 Apr 03.
Ahh...
Seperti
pelukis dalam absurditas
Seperti
filsuf dalam pencarian “tidak ada”
Seperti politikus
dalam arena retorika
Seperti
ekonom dalam dansa di lantai bursa
Dan
seperti aku yang mencari “Mu”
Menangis
di atas bangkai mayat
Tertawa
dalam hari indah
Itu bohong
Justru menangis harus di hari
yang indah
Dan, tertawa di atas
bangkai mayat
Itu baru benar…. Ha…ha…haaaa…
Pintu ditutup
Hari telah malam
Melolonglah di siang hari
serigalaku
Cherry
House. 5 Nov 03. 21.16 WIB
Malam
Keheningan malam bagaikan sebuah senjata
yang mengoyak senja
merobek mayapada
menodai cakrawala
Dalam keheningan malam tergambar kisah tentang
duka
Tentang bayi yang menangis lapar
Tentang anak yang terlantar
Tentang kemanusian yang semakin memudar
Dalam keheningan malam tercipta sebuah berita
Tentang rakusnya penguasa
Tentang matinya sebuah cita-cita
Tentang hancurnya tatanan negara
Dalam keheningan malam terwujudlah sebuah
cita-cita
Tentang rakyat yang merdeka
Tentang rakyat yang sejahtera
Tentang rakyat yang berkuasa
Painan, 28 Desember 2010
Satu Hari
Subuh,
Tuhan tolong kami,
Ampuni kami,
Selamatkan kami,
Tanpamu kami tak berarti
Pagi,
Seorang gadis mengambil pisau
Memotong kentang, memotong wortel
Mengaduk bumbu dan mencampurnya
Lalu kemudian memasaknya
Siang,
Seekor teri bercerita tentang anaknya
Tentang kakap, tentang paus
dan juga gurita yang meraja lela
Sambil dikelilingi lalat
Sore,
Si gadis menangis ditinggal pacarnya
Ibu tiri memarahi anak tirinya
Ayah berselingkuh dengan sekretarisnya
Seorang gadis kaya senang menjadi pemulung
Malam,
Dor, suara tembakan terdengar
Suara tembakan saling bersahutan
Penjahat tersungkur dan mati
Sang jagoan berdiri sambil berlumuran darah
Tengah malam,
Orang kesurupan
Orang meracau
Orang disembuhkan doa
Ada dunia selain dunia kita
Begitulah seterusnya dan seterusnya.
Padang, 24 Januari 2011
Untukmu
Yang pernah kuajak merenda jeda
Tapi kau kata, tidak!
Kataku tak berbisa
Tak meliuk serampai
Mengapit helai tiada
Meski kata ini memang tumbuh
dari lukaku
Namun ia tetap bersemi
Berharap takkan layu
Setelah kutinggalkan
Tak kubawa cakrawala
Kudapan sepi hanya
Lantas siapa yang akan
menyiraminya?
Di saat panas menggoda
Kaupun tahu
Kabut dan hujan tidak datang
bersamaan
Begitupun matahari
Kadang terbit dari arah yang berbeda
Tapi itu mereka, dan bukan kita
Siapa kan menyangka
Pada sebuah waktu
Kita akan bersua
Pada ruang yang sama
Perempuan
Perempuan itu
Tidak sekalipun pernah kulihat rinai rambutnya
Apakah ia berambut ekor kuda ?
ataukah ia berambut kepang dua ?
atau.
Gadis berambut ular?
Yang pasti
Di matanya ada dua kerlip bintang
Perempuan tadi
Betisnyapun jarang terlihat
Entah padi bunting ?
Gading gajah ?
atau
Tiang penyangga menara Pisa
Yang ku tau
Senyumnya adalah bunga
Perempuan yang lalu
Beraroma minyak kasturi
Bergaun ala burung Kaswari
Ia lahir di Manokwari
Dan menyusu pada puting bidadari
Kaulah Dinda Bestari
“Kan kuajak kau menikmati senja di kedai Singosari
tempat Ken Arok dan Ken Dedes memadu janji.
Dan kita bersama belajar mengaji
Karena Ramadhan telah menanti”
“Untuk ia yang datang menemaniku pada suatu malam di Gamping pada saat
bulan Ramadhan”
Cherry House. 05 Nov 03. 21.30 WIB
Post a Comment